Tugas membuat blog ini untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Pemasaran Jasa. Dengan adanya blog ini, mungkin bisa mengurangi kebosanan saat pandemi seperti ini. Stay Safe and Stay Healthy
Sabtu, 20 Maret 2021
Landak adalah hewan pengerat yang memiliki rambut tebal dan berbentuk duri tajam. Hewan ini agak "membulat" serta tidak terlalu lincah apabila dibandingkan dengan tikus. Landak secara umum adalah herbivora, dan menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit kayu. Jenis hewan ini aman untuk dipelihara contohnya landak mini. Tidak seperti landak hutan, duri landak mini tidak mengandung racun. Untuk makanannya, landak mini suka makan serangga, cacing, ulat, hewan-hewan kecil, dan aneka buah-buahan. Ada banyak sekali jenis landak mini yang bisa kita pelihara antara lain :
1. Jenis Salt and Pepper
Ciri-ciri tubuh landak ini berwarna putih dan dibaluti warna hitam. Untuk hidung, mata dan telinga semua hitam, tapi kadang juga ada yang kecokelatan dan abu-abu. Harga landak ini berkisar Rp 175.000 (anakan), Rp 250.000 (indukan).
2. Jenis cinnamon
Landak mini cinnamon ini sekilas mirip dengan landak salt and pepper tetapi sebenarnya mereka berbeda. Perbedaan yang menonjol ada pada warnanya. Hidung dan mata salt pepper berwarna hitam, sedangkan hidung landak mini cinnamon warnanya agak kemerahan-merahan, kram atau coklat mudah dan pundaknya berwarna merah muda. Harga landak mini cinnamon berkisar Rp 100.000-250.000 untuk anakan, sedangkan untuk indukan berkisar Rp 225.000-400.000.
3. Jenis Albino
Jenis landak mini ini memiliki ciri-ciri seluruh tubuhnya berwarna putih, mulai dari durinya, perutnya dan hidungnya. Kecuali bagian matanya berwarna merah. Harga landak mini albino (anakan) sekitar Rp 150.000-300.000. Adapun indukan bisa mencapai paling mahal Rp 175.000-600.000.
Adapun jenis landak yang memerlukan usaha konservasi yaitu landak jawa. Landak tersebut telah berstatus dilindungi, tetapi perburuan liar dengan menangkap langsung dari alam untuk tujuan konsumsi maupun perdagangan masih terus berlangsung. Hal ini menyebabkan terus menurunnya populasi satwa ini di habitat aslinya. Selain itu, semakin berkembangnya pembukaan hutan untuk lahan pertanian, pertambangan, dan pemukiman berdampak kian menyempitnya habitat landak. Dengan begitu, usaha domestikasi/bididaya landak merupakan upaya konservasi landak, yaitu memanfaatkan landak dari hasil perkembangbiakan penangkaran mulai dari generasi kedua dan tidak lagi menangkap langsung dari alam/habitatnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar